PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Sang logam mulia mencoba balas dendam usai koreksi tajam yang terjadi pekan lalu.
Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.351,3/troy ons. Naik 0,77% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun sepanjang minggu lalu, harga emas rontok lebih dari 3%. Ini menjadi koreksi mingguan terparah sejak awal September.
Jadi, sepertinya faktor technical rebound cukup dominan dalam mengatrol harga emas. Malum, harga emas kini sudah lebih terjangkau sehingga kembali menarik minat investor.
KIta juga melihat investor masih belum pasti soal kapan The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat/AS) menurunkan suku bunga. Jika suku bunga acuan sudah betul-betul turun, maka pelaku pasar akan kembali meningkatkan pembelian,” kata Michael Widmer, Kepala Riset Metal Bank of America, seperti dikabarkan Bloomberg News.
Berdasarkan notula rapat (minutes of meeting) teranyar, para pejabat The Fed masih memandang bahwa perlu waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mengarahkan inflasi ke target 2%. Investor pun mulai ragu bahwa The Fed bisa menurunkan suku bunga acuan lebih dari sekali tahun ini.
Emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Namun harga emas masih membukukan kenaikan mencapai 13% tahun ini. Peningkatan tensi geopolitik dan aksi borong China mampu mengerek harga komoditas tersebut.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali merangsek ke zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,71. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 60,42. Juga berada di area beli (long).
Akan tetapi, investor tetap perlu waspada karena sepertinya proses konsolidasi harga emas belum tuntas. Target support terdekat ada di US$ 2.348/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.340/troy ons.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.367/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.384/troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya – PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : bloomberg