RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas dunia ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin. Koreksinya pun cukup dalam, lebih dari 1%.
Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.485,13/troy ons. Jatuh 1,1% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 16 Agustus atau nyaris sepekan terakhir.
Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) jadi latar belakang kejatuhan harga emas. Buktinya, harga sang logam mulia masih membukukan kenaikan 2,04% sepanjang pekan ini meski kemarin terkoreksi. Jadi, keuntungan yang didapat memang sudah lumayan tinggi dan investor pun ‘gatal’ untuk mencairkannya.
Selain itu, sepertinya pelaku pasar sedang menunggu pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell dalam acara Jackson Hole Symposium. Powell dijadwalkan berpidato pada pukul 21:00 WIB.
Investor menunggu ‘kode’ selanjutnya dari Powell seputar arah kebijakan moneter. Pasar sudah memasukkan penurunan suku bunga acuan bulan depan dalam perhitungan mereka.
Kita tidak lagi memperdebatkan apakah The Fed akan menurunkan suku bunga atau tidak, tetapi seberapa besar penurunannya dan berapa banyak sebelum akhir tahun ini,” tegas Kenny Polcari dari SlateStone Wealth, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 75%. Sementara kemungkinan pemangkasan 50 bps ke 4,75-5% adalah 25%. Praktis tidak ada probabilitas suku bunga bertahan di 5,25-5,5%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Akan tetapi, ini semua masih di atas kertas. Pasar berharap bisa mendapatkan kejelasan lebih lanjut dari pidato Powell malam nanti. Sebelum itu terjadi, sepertinya investor memilih untuk menahan diri.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59,01. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 62,71. Menghuni area beli (long).
Alhasil, ada kemungkinan harga emas bisa bangkit. Cermati pivot point di US$ 2.508/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.514-2.523/troy ons bisa terkonfirmasi.
Adapun target support terdekat adalah US$ 2.479/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi ke arah US$ 2.446/troy ons – RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bloomberg